Sepertinya pertanyaan seperti itu wajar saja. Ditengah semaraknya bermacam-macam sekolah, mulai dari sekolah gratis, sekolah bertaraf internasional, sekolah terpadu, sekolah alam dll. Memang setiap sekolah punya program sendiri-sendiri. Sekolah negeri misalnya, tidak semua sekolah negeri mempunyai standar yang sama, belum lagi jumlah murid yang seringkali bejibun. Seorang teman saya didaerah sempat kaget karena siswa kelas 1 bisa mencapai 60 anak perkelasnya. Saya tidak dapat membayangkan betapa tidak nyamannya belajar dikelas yang terlalu penuh, jangankan 60 anak, 40 saja sudah terlalu banyak! Sekolah bertaraf internasional? Boleh-boleh saja, namun perlu dipertimbangkan hal lain, kemampuan anak. Janganlah karena kita mampu membayar dengan harga mahal tetapi anak menjadi korban, mengapa? Karena sekolah seerti ini menuntut anak untuk belajar dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi yang tidak semua anak mampu untuk menyerap semua pelajaran yang diberikan dari sekolah.
Jadi bagaimana sekolah yang pas dengan anak kita? Perhatikan kondisi fisik dan psikis anak. Jelas orangtua seharusnya yang lebih mengerti kondisi anak. Memang hampir tidak ada sekolah yang "ideal" yang sesuai dengan kemauan kita, tapi memaksakan kehendak orangtua kepada anak bukanlah sesuatu yang bijaksana. Berikut beberapa yang perlu direnungkan oleh para orangtua dalam memilih sekolah:
- Sekolah Bukan Penitipan Anak
- Jumlah Mata Pelajaran yang diberikan
Jadi, adakah sekolah ramah? Balik lagi ke pertanyaan tadi...jawabannya: ada! Carilah sekolah yang dapat membuat anak happy untuk belajar. Tidak tertekan. Beberapa sekolah yang menganut sistem Montessori dapat dijadikan piihan, sekolah alam, dll. Untuk memperoleh gambaran tidak ada salahnya and mengunjungi sekolah-sekolah tidak hanya ketika sekolah itu sedang mengadakan open house, tetapi juga pada hari-hari biasa ketika berlangsungnya jam-jam belajar. Paling tidak anda akan memperoleh informasi yang berharga mengenai sekolah yang pas dengan kondisi anak anda. Tidak perlu takut anak anda akan ketinggalan karena tidak belajar bahasa Mandarin atau ketinggalan bahasa Inggris karena sekolah tidak menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris, toh sekolah pada dasarnya adalah suatu proses. Proses belajar tidak dapat dipaksakan, biarlah anak memilih sesuai dengan kondisinya......... Baca selanjutnya...