Sabtu, 08 Agustus 2009

Stop Dreaming Start Action

By: Habibie Afsyah

Akan terlalu mewahkah kita ketika kita mengatakan pada semua orang yang kita jumpai tentang stop dreaming start action pada mereka? Saat ini, dan entah sampai kapan, tampaknya di Indonesia, kata-kata itu masih terlalu mewah. Mari kita lihat sejenak tentang pemilu yang baru lalu. Ketika sebelum mulai, betapa banyak dari kita menaruh harapan pada sebuah proses yang indah dan hebat. Akan tetapi, yang tampak di depan mata hanyalah berbagai macam kesalahan dan kekonyolan yang anehnya justru diperagakan oleh orang-orang yang “hebat” di negeri ini.

Stop dreaming stop action sebenarnya sudah dilakukan oleh banyak orang di negeri ini. Betapa banyak orang berjuang untuk menegakkan demokrasi di negeri ini, dan saat itu kita melihat seolah kita bisa menaruh harapan kita pada mereka. Mereka berjuang atas nama rakyat, bergerak lurus membawa kesejahteraan buat semua. Mereka tampak begitu gigih memperjuangkan kemenangan yang mereka janjikan untuk kita semua. Somehow, mereka begitu mempesona saat itu, begitu santun bergerak, ramah dan teduh. Tutur kata halus dan menenangkan. Betul-betul satu karakter yang langka di bangsa ini.

Akan tetapi, ternyata rakyat harus menyaksikan kenorakan mereka ketika sudah berbicara masalah kekuasaan, maka ketika itulah stop dreaming start action menjadi retorika belaka buat mereka, dam rakyat semua. Entah karena demam panggung yang disebabkan karena sebagian dari mereka adalah politisi “muda dan hijau”, atau memang karena panik ketakutan takkan kebagian jatah kekuasaan? Sebagian ribut dengan jargon “oposisi” jika tawaran tak diterima, ujung-ujungnya? Jalan bareng juga akhirnya mereka. Well, itulah wajah politik dan sebagian politisi kita.

Tidak ada komentar:

 

blogger templates | Make Money Online