Info mengenai plastik ini saya temukan dimajalah National Geographic Indonesia Edisi Green Living Guide. Tertarik dengan artikel berjudul Menilik Kode Plastik yang ditulis oleh Danielle Masterson ini. Mengapa? Karena saya sering melihat betapa seringnya orang menggunakan wadah plastik tanpa disadari bahwa kandungan yang ada dalam plastik dapat menjadi bahaya untuk kesehatan.
Wadah plastik merupakan barang paling populer bahkan paling mudah ditemukan. Kemudahan dalam pengolahan plastik serta harga yang murah menjadikan bahan ini banyak diproduksi mengingat pangsa pasar yang luas terhadap produk dari bahan plastik.
Tapi tidak semua plastik dapat digunakan oleh manusia terutama yang menyangkut dengan masalah kesehatan. Ini dikarenakan plastik dibuat dari zat kimia dan yang lebih parah kini banyak produk plastik yang dibuat dari bahan yang didaur ulang. Bagaimana kita menyikapi fenomena ini? Artikel ini mengungkapkan jenis plastik apa saja yang dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali untuk menyimpan makanan, plastik yang hanya boleh digunakan sekali pakai dan berbagai informasi tentang plastik lainnya yang sangat informatif. Lengkapi pengetahuan kita dengan mengenali kode-kode yang dicantumkan dibagian bawah wadah plastik, paling tidak ini dapat menghindarkan kita dari penggunaan wadah plastik yang tidak semestinya.
Jadi tidak ada salahnya bila kita plastik dengan kualitas terbaik untuk menyimpan makanan dan minuman karena yang menjadi taruhannya adalah kesehatan kita sendiri. Satu hal lagi (namun tidak saya temukan di artikel yang ditulis oleh Danielle Masterson ini) mengenai plastik kantong kresek hitam dan kemasan makanan dari PVC. Di Indonesia kantong plastik dan kemasan dari PVC ini masih banyak digunakan untuk menyimpan makanan. Bahayanya? Anda bisa melihat di situs BPOM.
Baca selanjutnya...
Senin, 07 Desember 2009
Jumat, 04 Desember 2009
Ayo Gali Potensi Kita!
Kali ini saya mau cerita seorang teman saya, yang lebaran lalu happy banget! Kenapa? Dia berhasil mencatat sukses dengan berjualan baju muslim secara online, salah satunya lewat situs jejaring sosial yang sedang trend saat ini, Facebook! Barang yang menjadi andalannya yaitu baju muslim, jilbab, dan berbagai perlengkapan busana muslim lainnya. "Bisa beli ferrari nih", candanya.
Lain lagi dengan seorang kerabat saya yang dua tahun ini mencatat rekor besar penjualannya dari batik. Batik? Lima tahun kebelakang siapa yang peduli dengan batik? Mungkin hanya butik-butik besar yang eksklusif ataupun para orangtua yang masih setia memakai baju batik atau juga batik dipakai hanya pada acara-acara resmi. Tapi sekarang...penjualannya meningkat pesat! Ini bukan karangan saya sendiri, tapi benar-benar nyata! Bukan pula cerita bos-bos besar yang seringkali ditemukan di berbagai majalah bisnis.
Apa yang bisa kita simpulkan disini? Kita tentu sering mendengar "Cari uang sekarang susah...cari kerja sekarang susah..." Mereka yang berkata demikian alangkah sempitnya! Sebenarnya disetiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Teman saya yang sukses berjualan busana muslim diatas bukanlah seorang lulusan desain atau marketing, begitupula dengan rekan saya yang berjualan batik. Mereka bisa sukses karena keuletan dan tekad yang tiada henti. Anda tentu dapat membayangkan sepuluh tahun lalu siapa sih yang membeli baju batik? Sebenarnya, begitu banyak peluang bisnis, ditambah lagi dengan fasilitas internet yang kian murah. Modal materi? Tentu perlu! Tapi itu dapat ditekan seminimal mungkin. Satu hal yang harus kita sadari: Gali Potensi Kita! Apa yang kita suka, asalkan positif dan jujur, kerjakan! Tanpa harus menunggu hari ini atau besok. Rasa malas pasti ada, sesekali hinggap pada diri kita. Tapi seorang internet marketer terkemuka Dini Shanti pernah mengatakan: "Semangat itu harus terus di-charge".
Satu hal lain ketika memulai bisnis, adalah harus Fokus! Begitu banyak pilihan dalam berbisnis tapi kita tidak bisa meraup semuanya. Mengapa tidak bisa? Seperti judul diatas "Gali Potensi Kita". Pahami benar bisnis yang kita jalani, kelebihannya, kekurangannya. Memahami kelebihan tentu dapat menjadi semangat ketika kita memulai bisnis tersebut, memahami kekurangan berarti kita harus dapat menyiapkan diri kita manakala laju usaha menurun.
Berjualan busana muslim ataupun batik seperti contoh diatas bukanlah suatu hal yang mudah, ditengah persaingan ketat, selain pusat-pusat grosir terkemuka ataupun butik-butik eksklusif yang terus bermunculan. Toh, selalu ada peluang bagi siapapun yang ingin menekuninya. Seperti ada ungkapan "Kalau sudah rejeki, nggak akan lari kemana" Jadi...mulailah dari sekarang, "Ayo Gali Potensi Kita!" Baca selanjutnya...
Lain lagi dengan seorang kerabat saya yang dua tahun ini mencatat rekor besar penjualannya dari batik. Batik? Lima tahun kebelakang siapa yang peduli dengan batik? Mungkin hanya butik-butik besar yang eksklusif ataupun para orangtua yang masih setia memakai baju batik atau juga batik dipakai hanya pada acara-acara resmi. Tapi sekarang...penjualannya meningkat pesat! Ini bukan karangan saya sendiri, tapi benar-benar nyata! Bukan pula cerita bos-bos besar yang seringkali ditemukan di berbagai majalah bisnis.
Apa yang bisa kita simpulkan disini? Kita tentu sering mendengar "Cari uang sekarang susah...cari kerja sekarang susah..." Mereka yang berkata demikian alangkah sempitnya! Sebenarnya disetiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Teman saya yang sukses berjualan busana muslim diatas bukanlah seorang lulusan desain atau marketing, begitupula dengan rekan saya yang berjualan batik. Mereka bisa sukses karena keuletan dan tekad yang tiada henti. Anda tentu dapat membayangkan sepuluh tahun lalu siapa sih yang membeli baju batik? Sebenarnya, begitu banyak peluang bisnis, ditambah lagi dengan fasilitas internet yang kian murah. Modal materi? Tentu perlu! Tapi itu dapat ditekan seminimal mungkin. Satu hal yang harus kita sadari: Gali Potensi Kita! Apa yang kita suka, asalkan positif dan jujur, kerjakan! Tanpa harus menunggu hari ini atau besok. Rasa malas pasti ada, sesekali hinggap pada diri kita. Tapi seorang internet marketer terkemuka Dini Shanti pernah mengatakan: "Semangat itu harus terus di-charge".
Satu hal lain ketika memulai bisnis, adalah harus Fokus! Begitu banyak pilihan dalam berbisnis tapi kita tidak bisa meraup semuanya. Mengapa tidak bisa? Seperti judul diatas "Gali Potensi Kita". Pahami benar bisnis yang kita jalani, kelebihannya, kekurangannya. Memahami kelebihan tentu dapat menjadi semangat ketika kita memulai bisnis tersebut, memahami kekurangan berarti kita harus dapat menyiapkan diri kita manakala laju usaha menurun.
Berjualan busana muslim ataupun batik seperti contoh diatas bukanlah suatu hal yang mudah, ditengah persaingan ketat, selain pusat-pusat grosir terkemuka ataupun butik-butik eksklusif yang terus bermunculan. Toh, selalu ada peluang bagi siapapun yang ingin menekuninya. Seperti ada ungkapan "Kalau sudah rejeki, nggak akan lari kemana" Jadi...mulailah dari sekarang, "Ayo Gali Potensi Kita!" Baca selanjutnya...
Jumat, 06 November 2009
Semua Berawal Dari Keluarga
Sticker "Indonesia Strong From Home" saya tempel di pintu kamar. Sekedar mengingatkan, minimal mengingatkan saya sendiri, bahwa segalanya, semuanya, berawal dari keluarga. Sebenarnya sticker itu sudah lama menempel di pintu sudah hampir satu tahun. Tapi tetap ampuh untuk tetap mengingatkan saya.
Didalam buku "Ayah Edy: Mengapa Anak Saya Suka Melawan Dan Susah Diatur?" menurut saya merupakan gambaran umum para orangtua dalam menghadapi anak-anaknya. Buku ini merupakan cermin yang mengingatkan para orangtua, bahwa orangtua dulu juga adalah anak-anak. Pahamilah kesalahan dan ketidaktahuan anak-anak bahwa kita-pun pernah berbuat hal-hal yang tidak menyenangkan bagi orangtua kita.
Iseng-iseng cari di internet akhirnya ketemu juga blog Ayah Edy ini, silakan lihat di: http://ayahkita.blogspot.com/. Bagi yang peduli untuk kepentingan anak-anak, banyak hal yang menarik yang bisa kita dapatkan dari blog ini, mulai dari "Anak Hanyalah Cermin Orangtuanya" hingga artikel mengenai bahaya games dan kartun.
Buat rekan-rekan yang mencintai dunia anak-anak, saya pikir tidak ada salahnya untuk juga kembali berpikir bahwa segala permasalahan yang ada di Indonesia dapat diperbaiki dan itu harus dimulai dari keluarga. Baca selanjutnya...
Didalam buku "Ayah Edy: Mengapa Anak Saya Suka Melawan Dan Susah Diatur?" menurut saya merupakan gambaran umum para orangtua dalam menghadapi anak-anaknya. Buku ini merupakan cermin yang mengingatkan para orangtua, bahwa orangtua dulu juga adalah anak-anak. Pahamilah kesalahan dan ketidaktahuan anak-anak bahwa kita-pun pernah berbuat hal-hal yang tidak menyenangkan bagi orangtua kita.
Iseng-iseng cari di internet akhirnya ketemu juga blog Ayah Edy ini, silakan lihat di: http://ayahkita.blogspot.com/. Bagi yang peduli untuk kepentingan anak-anak, banyak hal yang menarik yang bisa kita dapatkan dari blog ini, mulai dari "Anak Hanyalah Cermin Orangtuanya" hingga artikel mengenai bahaya games dan kartun.
Buat rekan-rekan yang mencintai dunia anak-anak, saya pikir tidak ada salahnya untuk juga kembali berpikir bahwa segala permasalahan yang ada di Indonesia dapat diperbaiki dan itu harus dimulai dari keluarga. Baca selanjutnya...
Senin, 26 Oktober 2009
Facebook & Twitter
Haduuuh, blog mulai terbengkalai.... Tapi kayaknya bukan saya saja yang begini...(ngeles). Bukannya mau nyalahin siapa-siapa, tapi adanya facebook & twitter membuat saya sedikit berpaling. Konten yang biasanya saya posting di blog, sekarang beralih di facebook.
Facebook memang menjadi fenomenal, yang membuat orang menjadi betah karena dengan facebook & twitter dapat berkomunikasi dengan teman begitu mudahnya. Ber-haha-hihi dengan teman lama, bernostalgia ataupun mencari teman baru sangat mudah, upload foto, video, dll. Pokoknya semua komplet, termasuk berbisnis dengan menggunakan facebook ataupun twitter. Tapi sepertinya di Indonesia kepopuleran facebook lebih kencang bila dibandingkan dengan twitter (walaupun sama-sama merupakan situs pertemanan). Jadi jangan salah bila ada yang mengatakan bahwa facebook membuat orang ketagihan.
Anda belum punya account facebook? Ayo bergabung....tapi sekali lagi hati-hati, nanti bisa ketagihan lho........... Baca selanjutnya...
Facebook memang menjadi fenomenal, yang membuat orang menjadi betah karena dengan facebook & twitter dapat berkomunikasi dengan teman begitu mudahnya. Ber-haha-hihi dengan teman lama, bernostalgia ataupun mencari teman baru sangat mudah, upload foto, video, dll. Pokoknya semua komplet, termasuk berbisnis dengan menggunakan facebook ataupun twitter. Tapi sepertinya di Indonesia kepopuleran facebook lebih kencang bila dibandingkan dengan twitter (walaupun sama-sama merupakan situs pertemanan). Jadi jangan salah bila ada yang mengatakan bahwa facebook membuat orang ketagihan.
Anda belum punya account facebook? Ayo bergabung....tapi sekali lagi hati-hati, nanti bisa ketagihan lho........... Baca selanjutnya...
Minggu, 23 Agustus 2009
17 Agustus, Nonton Film Merah Putih
17 Agustus telah lewat. Seperti biasa, anakku ikut kegiatan RT/RW, karnaval. Tapi ada yang istimewa baginya pada 17 Agustus kali ini, anakku bisa menonton film "Merah Putih" di bioskop.
Kebetulan aku tidak ikut nonton karena harus menjaga si kecil. Bagi ayah Rafi, film-nya tidak terlalu seru, "Action-nya kurang, lebih banyak ngobrol". Tapi bagi Rafi film perjuangan Indonesia kali ini merupakan film spesial ditengah maraknya film-film horor yang tidak jelas ceritanya (dan sayapun melarang Rafi untuk menonton film-film ini). Saya sebagai ibunya Rafi cukup senang ketika pulang dari bioskop Rafi bercerita banyak tentang film Merah Putih.
Saya cuma berharap kedepannya akan lebih banyak film yang bertemakan Indonesia, tidak hanya film perjuangan tapi juga film lain yang berkualitas yang dapat membuat kagum dan membuat anak-anak lebih mencintai dan lebih menghargai Indonesia. Baca selanjutnya...
Kebetulan aku tidak ikut nonton karena harus menjaga si kecil. Bagi ayah Rafi, film-nya tidak terlalu seru, "Action-nya kurang, lebih banyak ngobrol". Tapi bagi Rafi film perjuangan Indonesia kali ini merupakan film spesial ditengah maraknya film-film horor yang tidak jelas ceritanya (dan sayapun melarang Rafi untuk menonton film-film ini). Saya sebagai ibunya Rafi cukup senang ketika pulang dari bioskop Rafi bercerita banyak tentang film Merah Putih.
Saya cuma berharap kedepannya akan lebih banyak film yang bertemakan Indonesia, tidak hanya film perjuangan tapi juga film lain yang berkualitas yang dapat membuat kagum dan membuat anak-anak lebih mencintai dan lebih menghargai Indonesia. Baca selanjutnya...
Sabtu, 08 Agustus 2009
Stop Dreaming Start Action
By: Habibie Afsyah
Akan terlalu mewahkah kita ketika kita mengatakan pada semua orang yang kita jumpai tentang stop dreaming start action pada mereka? Saat ini, dan entah sampai kapan, tampaknya di Indonesia, kata-kata itu masih terlalu mewah. Mari kita lihat sejenak tentang pemilu yang baru lalu. Ketika sebelum mulai, betapa banyak dari kita menaruh harapan pada sebuah proses yang indah dan hebat. Akan tetapi, yang tampak di depan mata hanyalah berbagai macam kesalahan dan kekonyolan yang anehnya justru diperagakan oleh orang-orang yang “hebat” di negeri ini.
Stop dreaming stop action sebenarnya sudah dilakukan oleh banyak orang di negeri ini. Betapa banyak orang berjuang untuk menegakkan demokrasi di negeri ini, dan saat itu kita melihat seolah kita bisa menaruh harapan kita pada mereka. Mereka berjuang atas nama rakyat, bergerak lurus membawa kesejahteraan buat semua. Mereka tampak begitu gigih memperjuangkan kemenangan yang mereka janjikan untuk kita semua. Somehow, mereka begitu mempesona saat itu, begitu santun bergerak, ramah dan teduh. Tutur kata halus dan menenangkan. Betul-betul satu karakter yang langka di bangsa ini.
Akan tetapi, ternyata rakyat harus menyaksikan kenorakan mereka ketika sudah berbicara masalah kekuasaan, maka ketika itulah stop dreaming start action menjadi retorika belaka buat mereka, dam rakyat semua. Entah karena demam panggung yang disebabkan karena sebagian dari mereka adalah politisi “muda dan hijau”, atau memang karena panik ketakutan takkan kebagian jatah kekuasaan? Sebagian ribut dengan jargon “oposisi” jika tawaran tak diterima, ujung-ujungnya? Jalan bareng juga akhirnya mereka. Well, itulah wajah politik dan sebagian politisi kita. Baca selanjutnya...
Akan terlalu mewahkah kita ketika kita mengatakan pada semua orang yang kita jumpai tentang stop dreaming start action pada mereka? Saat ini, dan entah sampai kapan, tampaknya di Indonesia, kata-kata itu masih terlalu mewah. Mari kita lihat sejenak tentang pemilu yang baru lalu. Ketika sebelum mulai, betapa banyak dari kita menaruh harapan pada sebuah proses yang indah dan hebat. Akan tetapi, yang tampak di depan mata hanyalah berbagai macam kesalahan dan kekonyolan yang anehnya justru diperagakan oleh orang-orang yang “hebat” di negeri ini.
Stop dreaming stop action sebenarnya sudah dilakukan oleh banyak orang di negeri ini. Betapa banyak orang berjuang untuk menegakkan demokrasi di negeri ini, dan saat itu kita melihat seolah kita bisa menaruh harapan kita pada mereka. Mereka berjuang atas nama rakyat, bergerak lurus membawa kesejahteraan buat semua. Mereka tampak begitu gigih memperjuangkan kemenangan yang mereka janjikan untuk kita semua. Somehow, mereka begitu mempesona saat itu, begitu santun bergerak, ramah dan teduh. Tutur kata halus dan menenangkan. Betul-betul satu karakter yang langka di bangsa ini.
Akan tetapi, ternyata rakyat harus menyaksikan kenorakan mereka ketika sudah berbicara masalah kekuasaan, maka ketika itulah stop dreaming start action menjadi retorika belaka buat mereka, dam rakyat semua. Entah karena demam panggung yang disebabkan karena sebagian dari mereka adalah politisi “muda dan hijau”, atau memang karena panik ketakutan takkan kebagian jatah kekuasaan? Sebagian ribut dengan jargon “oposisi” jika tawaran tak diterima, ujung-ujungnya? Jalan bareng juga akhirnya mereka. Well, itulah wajah politik dan sebagian politisi kita. Baca selanjutnya...
Sabtu, 11 Juli 2009
Sekolah Yang Ramah Anak. Adakah?
Sebenarnya banyak yang bisa ditulis selama ini....masalah pilpres, meninggalnya Jacko "The King Of Pop", dll. Kelamaan libur ternyata berpengaruh juga...momen itu jadi terlewatkan begitu saja. Ngga apa-apalah...baru-baru ini saya lihat di sebuah majalah bertema ibu dan anak. Judul disebuah artikel menyita perhatian saya. Intinya, "Adakah Sekolah Yang Ramah Untuk Anak?"
Sepertinya pertanyaan seperti itu wajar saja. Ditengah semaraknya bermacam-macam sekolah, mulai dari sekolah gratis, sekolah bertaraf internasional, sekolah terpadu, sekolah alam dll. Memang setiap sekolah punya program sendiri-sendiri. Sekolah negeri misalnya, tidak semua sekolah negeri mempunyai standar yang sama, belum lagi jumlah murid yang seringkali bejibun. Seorang teman saya didaerah sempat kaget karena siswa kelas 1 bisa mencapai 60 anak perkelasnya. Saya tidak dapat membayangkan betapa tidak nyamannya belajar dikelas yang terlalu penuh, jangankan 60 anak, 40 saja sudah terlalu banyak! Sekolah bertaraf internasional? Boleh-boleh saja, namun perlu dipertimbangkan hal lain, kemampuan anak. Janganlah karena kita mampu membayar dengan harga mahal tetapi anak menjadi korban, mengapa? Karena sekolah seerti ini menuntut anak untuk belajar dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi yang tidak semua anak mampu untuk menyerap semua pelajaran yang diberikan dari sekolah.
Jadi bagaimana sekolah yang pas dengan anak kita? Perhatikan kondisi fisik dan psikis anak. Jelas orangtua seharusnya yang lebih mengerti kondisi anak. Memang hampir tidak ada sekolah yang "ideal" yang sesuai dengan kemauan kita, tapi memaksakan kehendak orangtua kepada anak bukanlah sesuatu yang bijaksana. Berikut beberapa yang perlu direnungkan oleh para orangtua dalam memilih sekolah:
Jadi, adakah sekolah ramah? Balik lagi ke pertanyaan tadi...jawabannya: ada! Carilah sekolah yang dapat membuat anak happy untuk belajar. Tidak tertekan. Beberapa sekolah yang menganut sistem Montessori dapat dijadikan piihan, sekolah alam, dll. Untuk memperoleh gambaran tidak ada salahnya and mengunjungi sekolah-sekolah tidak hanya ketika sekolah itu sedang mengadakan open house, tetapi juga pada hari-hari biasa ketika berlangsungnya jam-jam belajar. Paling tidak anda akan memperoleh informasi yang berharga mengenai sekolah yang pas dengan kondisi anak anda. Tidak perlu takut anak anda akan ketinggalan karena tidak belajar bahasa Mandarin atau ketinggalan bahasa Inggris karena sekolah tidak menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris, toh sekolah pada dasarnya adalah suatu proses. Proses belajar tidak dapat dipaksakan, biarlah anak memilih sesuai dengan kondisinya......... Baca selanjutnya...
Sepertinya pertanyaan seperti itu wajar saja. Ditengah semaraknya bermacam-macam sekolah, mulai dari sekolah gratis, sekolah bertaraf internasional, sekolah terpadu, sekolah alam dll. Memang setiap sekolah punya program sendiri-sendiri. Sekolah negeri misalnya, tidak semua sekolah negeri mempunyai standar yang sama, belum lagi jumlah murid yang seringkali bejibun. Seorang teman saya didaerah sempat kaget karena siswa kelas 1 bisa mencapai 60 anak perkelasnya. Saya tidak dapat membayangkan betapa tidak nyamannya belajar dikelas yang terlalu penuh, jangankan 60 anak, 40 saja sudah terlalu banyak! Sekolah bertaraf internasional? Boleh-boleh saja, namun perlu dipertimbangkan hal lain, kemampuan anak. Janganlah karena kita mampu membayar dengan harga mahal tetapi anak menjadi korban, mengapa? Karena sekolah seerti ini menuntut anak untuk belajar dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi yang tidak semua anak mampu untuk menyerap semua pelajaran yang diberikan dari sekolah.
Jadi bagaimana sekolah yang pas dengan anak kita? Perhatikan kondisi fisik dan psikis anak. Jelas orangtua seharusnya yang lebih mengerti kondisi anak. Memang hampir tidak ada sekolah yang "ideal" yang sesuai dengan kemauan kita, tapi memaksakan kehendak orangtua kepada anak bukanlah sesuatu yang bijaksana. Berikut beberapa yang perlu direnungkan oleh para orangtua dalam memilih sekolah:
- Sekolah Bukan Penitipan Anak
- Jumlah Mata Pelajaran yang diberikan
Jadi, adakah sekolah ramah? Balik lagi ke pertanyaan tadi...jawabannya: ada! Carilah sekolah yang dapat membuat anak happy untuk belajar. Tidak tertekan. Beberapa sekolah yang menganut sistem Montessori dapat dijadikan piihan, sekolah alam, dll. Untuk memperoleh gambaran tidak ada salahnya and mengunjungi sekolah-sekolah tidak hanya ketika sekolah itu sedang mengadakan open house, tetapi juga pada hari-hari biasa ketika berlangsungnya jam-jam belajar. Paling tidak anda akan memperoleh informasi yang berharga mengenai sekolah yang pas dengan kondisi anak anda. Tidak perlu takut anak anda akan ketinggalan karena tidak belajar bahasa Mandarin atau ketinggalan bahasa Inggris karena sekolah tidak menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris, toh sekolah pada dasarnya adalah suatu proses. Proses belajar tidak dapat dipaksakan, biarlah anak memilih sesuai dengan kondisinya......... Baca selanjutnya...
Sabtu, 23 Mei 2009
Ngga Punya Modem? Pake HP Aja...
Hallo........... buat yang suka internet-an, punya PC atau laptop tapi ngga punya modem? Sebenarnya gampang aja..... Punya Hp kan?????? Hp sekarang bukan barang mewah lah, hampir semua orang di Indonesia punya Hp.
Nah...biar rada ngirit, ngga usah beli modem, jadikan Hp anda menjadi modem...
- Buat Hp cdma kayak smart biasanya sudah integrated modem.
-Buat Hp Sony Ericsson silakan download PCsuit-nya di www.SonyEricsson.com/support
Kebetulan Hp-saya Hp jadul jadi saya download juga untuk kabel data-nya (punya saya DCU-11)
-Untuk merk Nokia bisa download di www.nokia.co.id/pcsuite
- Untuk selanjutnya, setelah download, silakan tanya langsung ke internet provider yang anda pilih. Mau pake IM2 atau TelkomselFlash? Tinggal beli SIM Card, dan pilih paket yang anda inginkan. Buat yang senang berinternet ria tanpa batas pilih unlimited aja...
Buat lebih jelasnya memang lebih baik tanya langsung ke internet provider-nya.
- Tapi...lihat kecepatan yang ditawarkan tiap provider, jangan sampai kecewa...ntar lancar internetan cuma jam-jam lembur aja...alias jam 20.00 keatas... Baca selanjutnya...
Nah...biar rada ngirit, ngga usah beli modem, jadikan Hp anda menjadi modem...
- Buat Hp cdma kayak smart biasanya sudah integrated modem.
-Buat Hp Sony Ericsson silakan download PCsuit-nya di www.SonyEricsson.com/support
Kebetulan Hp-saya Hp jadul jadi saya download juga untuk kabel data-nya (punya saya DCU-11)
-Untuk merk Nokia bisa download di www.nokia.co.id/pcsuite
- Untuk selanjutnya, setelah download, silakan tanya langsung ke internet provider yang anda pilih. Mau pake IM2 atau TelkomselFlash? Tinggal beli SIM Card, dan pilih paket yang anda inginkan. Buat yang senang berinternet ria tanpa batas pilih unlimited aja...
Buat lebih jelasnya memang lebih baik tanya langsung ke internet provider-nya.
- Tapi...lihat kecepatan yang ditawarkan tiap provider, jangan sampai kecewa...ntar lancar internetan cuma jam-jam lembur aja...alias jam 20.00 keatas... Baca selanjutnya...
Kamis, 23 April 2009
Sekolah Kok Stress??? Apanya Yang Salah?
Sore ini aku lihat berita di TV, anak-anak atau adik-adik kita stress karena akan menghadapi Ujian Akhir Nasional. Wah....emang parah banget ya? Apa soalnya susah-susah gitu....
Ada yang sampe nangis-nangis, ada yang mengadakan doa bersama atau lebih tepatnya pengajian disekolah. Positif sih....sama-sama berdoa. Tapi sekali lagi, apa sedemikian parahnya?
Lain lagi tetangga saya, cucu-nya stress juga karena mau Ujian Akhir Nasional, padahal masih kelas 6 SD lho... Akhirnya sakit terus ke dokter deh...
Apanya yang salah? Beberapa tahun ke belakang ini kayaknya UAN jadi mengerikan, sampe bikin anak-anak, guru, bahkan kepala sekolah stress.
Postingan kali ini pendek aja. Kasihan adik-adik dan anak-anak kita...... Baca selanjutnya...
Ada yang sampe nangis-nangis, ada yang mengadakan doa bersama atau lebih tepatnya pengajian disekolah. Positif sih....sama-sama berdoa. Tapi sekali lagi, apa sedemikian parahnya?
Lain lagi tetangga saya, cucu-nya stress juga karena mau Ujian Akhir Nasional, padahal masih kelas 6 SD lho... Akhirnya sakit terus ke dokter deh...
Apanya yang salah? Beberapa tahun ke belakang ini kayaknya UAN jadi mengerikan, sampe bikin anak-anak, guru, bahkan kepala sekolah stress.
Postingan kali ini pendek aja. Kasihan adik-adik dan anak-anak kita...... Baca selanjutnya...
Minggu, 05 April 2009
Bekerja Tanpa Meninggalkan Anak? Bisa!
Jaman krisis....semua kebutuhan pokok naik. Harga BBM turun, toh tidak membuat harga kebutuhan sehari-hari juga turun, malah sebaliknya, naik dan terus bertengger ngga turun-turun. Solusinya? Banyak, ada yang mengetatkan ikat pinggang ada juga yang bekerja.
Buat ibu rumah tangga, bekerja diluar rumah adalah suatu pilihan, bukan keharusan. Bekerja bisa jadi disebabkan karena untuk membantu suami menambah penghasilan atau untuk aktualisasi diri. Tapi seringkali keinginan untuk bekerja berbenturan dengan ketidak inginan meninggalkan anak.
Sebenarnya banyak cara untuk meningkatkan pendapatan atau mengaktualisasikan diri dengan tidak meninggalkan Anak. Berikut beberapa pemikiran, apa yang dapat anda lakukan ketika ingin melakukan usaha dirumah:
1. Jenis usaha yang anda pilih
Jenis usaha yang dipilih tentu berdasarkan keinginan dan kemampuan anda baik dari segi modal ataupun dari keahlian. Marketing asuransi tentu hanya membutuhkan sedikit modal, tetapi apakah kepribadian anda mampu untuk menjalani usaha ini? Atau modal punya tapi tidak punya keahlian dalam bidang yang anda inginkan, hanya sekedar ikut trend, tentu ini kurang bijaksana.
2. Optimalkan rumah anda
Jenis usaha yang dipilih tentu memerlukan ruangan khusus agar tidak mengganggu aktivitas kita dirumah. Teman saya di Bandung, ingin sekali membantu suami meningkatkan pendapatan. Caranya? Dia membuka counter voucher, menjadi reseller buku cerita anak-anak, membuka warung kecil-kecilan, menjadi agen produk makanan seperti nasi tim dan makanan olahan (nugget dan sejenisnya). Saya lihat wah! Semua diborong! Dan itu dikerjakan hanya dirumahnya yang tidak terlalu besar. Hanya menyisakan sedikit ruangan untuk usahanya itu, belum lagi melayani pesan antar jika ada pembeli yang membeli dengan jumlah tertentu. Ini juga berlaku untuk anda yang senang berkreasi dirumah, entah itu memasak, membuat produk tertentu seperti kerajinan, atau membuka kursus.
Bila anda memilih usaha dalam bidang jasa, ruangan yang diperlukan tentu tidak terlalu besar. Apalagi bila anda memilih untuk berbisnis online, hanya PC dengan koneksi internet bahkan laptop, hanya memerlukan sedikit ruangan dirumah anda.
3. Optimalkan kemampuan anda
Usaha dirumah tentu tidak lebih santai daripada diketika bekerja di kantor. Kita harus lebih memutar otak, tentu anda tidak ingin rugi ketika berusaha bukan? Membuat usaha sendiri jelas tidak mudah, tapi keinginan yang kuat bisa mengatasi kendala yang ada jika kita terus bersabar. Jangan bosan dalam belajar, asah terus kemampuan yang anda miliki, bekerja keras dan berdoa.
Banyak mereka yang dulu bekerja "kantoran" akhirnya memilih untuk usaha dirumah. Anda dapat berkunjung ke http://nittaPrasetya.com atau http://DiniShanti.com. Di dua blog ini ada cerita mengenai "mengapa ingin bekerja dirumah".
Bekerja dirumah tentu lebih fleksibel dibandingkan dengan kerja di kantor yang menuntut untuk datang kekantor setiap hari, pergi pagi pulang petang atau bahkan malam". Setidaknya ini mungkin pengalaman saya ketika masih bekerja sebagai pegawai kantoran, sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti dan usaha dirumah saja. Jadi, masih ragu, "Apakah saya bisa bekerja tanpa meninggalkan anak?" Jawabannya: "Bisa!" Baca selanjutnya...
Buat ibu rumah tangga, bekerja diluar rumah adalah suatu pilihan, bukan keharusan. Bekerja bisa jadi disebabkan karena untuk membantu suami menambah penghasilan atau untuk aktualisasi diri. Tapi seringkali keinginan untuk bekerja berbenturan dengan ketidak inginan meninggalkan anak.
Sebenarnya banyak cara untuk meningkatkan pendapatan atau mengaktualisasikan diri dengan tidak meninggalkan Anak. Berikut beberapa pemikiran, apa yang dapat anda lakukan ketika ingin melakukan usaha dirumah:
1. Jenis usaha yang anda pilih
Jenis usaha yang dipilih tentu berdasarkan keinginan dan kemampuan anda baik dari segi modal ataupun dari keahlian. Marketing asuransi tentu hanya membutuhkan sedikit modal, tetapi apakah kepribadian anda mampu untuk menjalani usaha ini? Atau modal punya tapi tidak punya keahlian dalam bidang yang anda inginkan, hanya sekedar ikut trend, tentu ini kurang bijaksana.
2. Optimalkan rumah anda
Jenis usaha yang dipilih tentu memerlukan ruangan khusus agar tidak mengganggu aktivitas kita dirumah. Teman saya di Bandung, ingin sekali membantu suami meningkatkan pendapatan. Caranya? Dia membuka counter voucher, menjadi reseller buku cerita anak-anak, membuka warung kecil-kecilan, menjadi agen produk makanan seperti nasi tim dan makanan olahan (nugget dan sejenisnya). Saya lihat wah! Semua diborong! Dan itu dikerjakan hanya dirumahnya yang tidak terlalu besar. Hanya menyisakan sedikit ruangan untuk usahanya itu, belum lagi melayani pesan antar jika ada pembeli yang membeli dengan jumlah tertentu. Ini juga berlaku untuk anda yang senang berkreasi dirumah, entah itu memasak, membuat produk tertentu seperti kerajinan, atau membuka kursus.
Bila anda memilih usaha dalam bidang jasa, ruangan yang diperlukan tentu tidak terlalu besar. Apalagi bila anda memilih untuk berbisnis online, hanya PC dengan koneksi internet bahkan laptop, hanya memerlukan sedikit ruangan dirumah anda.
3. Optimalkan kemampuan anda
Usaha dirumah tentu tidak lebih santai daripada diketika bekerja di kantor. Kita harus lebih memutar otak, tentu anda tidak ingin rugi ketika berusaha bukan? Membuat usaha sendiri jelas tidak mudah, tapi keinginan yang kuat bisa mengatasi kendala yang ada jika kita terus bersabar. Jangan bosan dalam belajar, asah terus kemampuan yang anda miliki, bekerja keras dan berdoa.
Banyak mereka yang dulu bekerja "kantoran" akhirnya memilih untuk usaha dirumah. Anda dapat berkunjung ke http://nittaPrasetya.com atau http://DiniShanti.com. Di dua blog ini ada cerita mengenai "mengapa ingin bekerja dirumah".
Bekerja dirumah tentu lebih fleksibel dibandingkan dengan kerja di kantor yang menuntut untuk datang kekantor setiap hari, pergi pagi pulang petang atau bahkan malam". Setidaknya ini mungkin pengalaman saya ketika masih bekerja sebagai pegawai kantoran, sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti dan usaha dirumah saja. Jadi, masih ragu, "Apakah saya bisa bekerja tanpa meninggalkan anak?" Jawabannya: "Bisa!" Baca selanjutnya...
Selasa, 10 Maret 2009
Mengapa David Hartanto bunuh diri?
Maaf sebelumnya, ini blog rada ngalor-ngidul, tapi biarlah, saya "gregetan " kepingin nulis artikel ini, semoga bermanfaat.
Ketika pertama mendengar berita ini dari televisi, saya berpikiran "biasa, seperti berita kriminal lainnya, setiap hari pasti ada yang meninggal dibunuh, bunuh diri, atau kecelakaan". Tetapi begitu mendengar yang meninggal adalah seorang mahasiswa berprestasi cemerlang, bunuh diri (atau dibunuh?) saya jadi prihatin. Prihatin karena kerja keras David selama ini menjadi sia-sia, mejadi anak pintar, cerdas tentu suatu kebanggaan, kebanggaan keluarga dan kebanggaan negara. Tapi kok akhirnya jadi begini? Seperti akhir dari sebuah film, penonton disuguhkan akhir yang "tidak happy".
Yang membuat saya prihatin, mengapa sebuah institusi formal seperti sekolah yang jelas-jelas mencetak manusia "pintar " seringkali mempunyai cerita kelabu didalamnya. Kematian seseorang di sekolah menurut saya bukanlah sesuatu yang bisa ditolerir. Kalau meninggal karena sakit atau kecelakaan (seperti kebakaran) itu memang kehendak Yang Kuasa, tapi bila seseorang meninggal bunuh diri, dibunuh sengaja ataupun tidak disengaja, bukanlah sesuatu yang bisa ditolerir. Cerita kelabu tentang sekolah ini bukan hanya mengenai David, sekolah tinggi lainnya seperti ITB, STPDN juga menyimpan cerita yang menyedihkan, meninggal karena mengikuti kegiatan di sekolah. Kegiatan apa? saya tidak tahu, anda bisa menyimpulkan sendiri kegiatan apa yang bisa menyebabkan seseorang berujung pada kematian.
Membaca blog Margarita, saya amat sangat-sangat sedih. Benarkah hati manusia sudah tidak ada artinya? Yang ada hanya kerja keras dan prestasi? Saya jadi teringat masa-masa ketika anak saya berumur lima tahun, itu berarti saya melihat tiga tahun kebelakang. Saya terkejut, melihat sistem pendidikan anak-anak TK sekarang. Masuk SD harus sudah bisa membaca dan menulis. SISTEM PENDIDIKAN APA INI?. Teman saya sampai "tega" menorehkan pinsil yang berujung tajam hingga tangannya berdarah disekolah, karena anaknya capek menulis, anak saya sampai "didoakan putus tangannya" oleh gurunya, karena tidak mau menulis. Anak saya sempat lari dari rumah temannya, ketika itu temannya Dion (bukan nama sebenarnya) dipukuli kakinya hanya karena Dion senang bermain, tidak mau belajar, dan akhirnya mendapat nilai merah. Saya melihat sendiri, bagaimana seorang ibu merasa resah ketika anaknya yang akan masuk SD belum bisa baca tulis, yang membuat ulah disekolah tapi dirumah adalah tipe anak manis, bagaimana seorang ibu kebat-kebit, pusing tujuh keliling, karena anaknya hampir selalu dapat nol dalam mata pelajaran Bahasa Mandarin.
Mungkin saya terlalu berlebihan mengkaitkan David Hartanto dengan kondisi teman-teman anak saya, tapi ini, saya yakin, ini hanya sebagian kecil kisah nyata dari banyaknya kasus anak yang tidak happy dengan sistem pendidikan yang ada, yang tidak cocok dengan keadaan sekolah. Pendidikan sayapikir, mestinya dilakukan atas dasar rasa senang, senang menuntut ilmu disekolah, senang dengan pelajaran yang ada. Dan itu harus diimbangi dengan imbalan yang seimbang. Jangan sampai ungkapan seperti ini kemudian muncul: Capek-capek aku belajar, kok dapatnya begini....atau mungkin, aku belum mampu baca tulis jangan dipaksa dong...
Akhirnya, yang terpenting, jangan lupa bahwa belajar itu adalah suatu proses. Proses jangka waktu yang lama, yang kadang tidak bisa diukur hanya dengan nilai 0 sampai 10 atau A sampai F. Baca selanjutnya...
Ketika pertama mendengar berita ini dari televisi, saya berpikiran "biasa, seperti berita kriminal lainnya, setiap hari pasti ada yang meninggal dibunuh, bunuh diri, atau kecelakaan". Tetapi begitu mendengar yang meninggal adalah seorang mahasiswa berprestasi cemerlang, bunuh diri (atau dibunuh?) saya jadi prihatin. Prihatin karena kerja keras David selama ini menjadi sia-sia, mejadi anak pintar, cerdas tentu suatu kebanggaan, kebanggaan keluarga dan kebanggaan negara. Tapi kok akhirnya jadi begini? Seperti akhir dari sebuah film, penonton disuguhkan akhir yang "tidak happy".
Yang membuat saya prihatin, mengapa sebuah institusi formal seperti sekolah yang jelas-jelas mencetak manusia "pintar " seringkali mempunyai cerita kelabu didalamnya. Kematian seseorang di sekolah menurut saya bukanlah sesuatu yang bisa ditolerir. Kalau meninggal karena sakit atau kecelakaan (seperti kebakaran) itu memang kehendak Yang Kuasa, tapi bila seseorang meninggal bunuh diri, dibunuh sengaja ataupun tidak disengaja, bukanlah sesuatu yang bisa ditolerir. Cerita kelabu tentang sekolah ini bukan hanya mengenai David, sekolah tinggi lainnya seperti ITB, STPDN juga menyimpan cerita yang menyedihkan, meninggal karena mengikuti kegiatan di sekolah. Kegiatan apa? saya tidak tahu, anda bisa menyimpulkan sendiri kegiatan apa yang bisa menyebabkan seseorang berujung pada kematian.
Membaca blog Margarita, saya amat sangat-sangat sedih. Benarkah hati manusia sudah tidak ada artinya? Yang ada hanya kerja keras dan prestasi? Saya jadi teringat masa-masa ketika anak saya berumur lima tahun, itu berarti saya melihat tiga tahun kebelakang. Saya terkejut, melihat sistem pendidikan anak-anak TK sekarang. Masuk SD harus sudah bisa membaca dan menulis. SISTEM PENDIDIKAN APA INI?. Teman saya sampai "tega" menorehkan pinsil yang berujung tajam hingga tangannya berdarah disekolah, karena anaknya capek menulis, anak saya sampai "didoakan putus tangannya" oleh gurunya, karena tidak mau menulis. Anak saya sempat lari dari rumah temannya, ketika itu temannya Dion (bukan nama sebenarnya) dipukuli kakinya hanya karena Dion senang bermain, tidak mau belajar, dan akhirnya mendapat nilai merah. Saya melihat sendiri, bagaimana seorang ibu merasa resah ketika anaknya yang akan masuk SD belum bisa baca tulis, yang membuat ulah disekolah tapi dirumah adalah tipe anak manis, bagaimana seorang ibu kebat-kebit, pusing tujuh keliling, karena anaknya hampir selalu dapat nol dalam mata pelajaran Bahasa Mandarin.
Mungkin saya terlalu berlebihan mengkaitkan David Hartanto dengan kondisi teman-teman anak saya, tapi ini, saya yakin, ini hanya sebagian kecil kisah nyata dari banyaknya kasus anak yang tidak happy dengan sistem pendidikan yang ada, yang tidak cocok dengan keadaan sekolah. Pendidikan sayapikir, mestinya dilakukan atas dasar rasa senang, senang menuntut ilmu disekolah, senang dengan pelajaran yang ada. Dan itu harus diimbangi dengan imbalan yang seimbang. Jangan sampai ungkapan seperti ini kemudian muncul: Capek-capek aku belajar, kok dapatnya begini....atau mungkin, aku belum mampu baca tulis jangan dipaksa dong...
Akhirnya, yang terpenting, jangan lupa bahwa belajar itu adalah suatu proses. Proses jangka waktu yang lama, yang kadang tidak bisa diukur hanya dengan nilai 0 sampai 10 atau A sampai F. Baca selanjutnya...
Senin, 02 Maret 2009
Internet Marketing Yang Sesungguhnya
Pernah dengar Internet Marketing? Pekerjaan yang satu ini memang masih "rada langka" di Indonesia. Mengapa tidak? Tidak semua orang mengenal apa itu Internet Marketing. Orang yang senang browsing di internet tau-lah.... Memang profesi ini tidak sepopuler wartawan, direktur keuangan, pegawai negeri, manajer marketing apalah...mobil, asuransi dll.
Tapi siapa sangka, Asian Brain, sekolah internet marketing kini memiliki ribuan siswa.
Ya, RIBUAN! Semua tersebar keseluruh pelosok Indonesia (yang terjangkau internet tentunya) dan warga Indonesia yang bermukim diluar negeri. Menurut saya ini merupakan suatu fenomena tersendiri.
Saya sempat ragu ketika hendak bergabung dengan Asian Brain. Biasalah...banyak omongan sana-sini yang ternyata tidak jelas. Setelah saya "nekat" ikut Asian Brain, ternyata pilihan saya tidak salah. Ini merupakan "Sekolah Internet Marketing yang Sesungguhnya". Mengapa tidak? Semua ditangani secara profesional, secara online. Saya rasa belum ada sekolah internet marketing yang seperti Asian Brain. Para siswa dibimbing tidak hanya melalui modul secara tertulis, bahkan lewat video. Pertanyaan saya yang amat sering kesulitan ketika belajar, dijawab oleh Team Support secara detail.
Melihat judul diatas "Internet Marketing Yang Sesungguhnya", karena dunia internet marketing ternyata sangat-sangat luas, tidak hanya mengenal Adsense atau Amazon. Bahkan dijelaskan mengenai research dan trik-trik internet marketing yang lebih mendalam.
Sekolah ini ditujukan bagi semua kalangan, yang penting tekun, mau belajar dan tidak pantang menyerah. Bahkan banyak ibu rumah tangga yang menggeluti dunia internet marketing karena waktunya sangat-sangat fleksibel. kesempatan untuk berkreasi terbuka sangat-sangat lebar. Asian Brain merupakan salah satu jalan untuk menjembatani ide-ide untuk mewujudkan kreasi kita, karena banyak orang menyerah karena bingung harus bagaimana? Tidak ada yang membimbing bahkan buku-buku berbahasa Indonesia yang dijual dipasaran kadang tidak dapat menjawab semua pertanyaan kita mengenai internet marketing.
Jadi, untuk yang berniat terjun ke dunia internet marketing tidak ada salahnya mencoba sekolah yang satu ini.... Baca selanjutnya...
Tapi siapa sangka, Asian Brain, sekolah internet marketing kini memiliki ribuan siswa.
Ya, RIBUAN! Semua tersebar keseluruh pelosok Indonesia (yang terjangkau internet tentunya) dan warga Indonesia yang bermukim diluar negeri. Menurut saya ini merupakan suatu fenomena tersendiri.
Saya sempat ragu ketika hendak bergabung dengan Asian Brain. Biasalah...banyak omongan sana-sini yang ternyata tidak jelas. Setelah saya "nekat" ikut Asian Brain, ternyata pilihan saya tidak salah. Ini merupakan "Sekolah Internet Marketing yang Sesungguhnya". Mengapa tidak? Semua ditangani secara profesional, secara online. Saya rasa belum ada sekolah internet marketing yang seperti Asian Brain. Para siswa dibimbing tidak hanya melalui modul secara tertulis, bahkan lewat video. Pertanyaan saya yang amat sering kesulitan ketika belajar, dijawab oleh Team Support secara detail.
Melihat judul diatas "Internet Marketing Yang Sesungguhnya", karena dunia internet marketing ternyata sangat-sangat luas, tidak hanya mengenal Adsense atau Amazon. Bahkan dijelaskan mengenai research dan trik-trik internet marketing yang lebih mendalam.
Sekolah ini ditujukan bagi semua kalangan, yang penting tekun, mau belajar dan tidak pantang menyerah. Bahkan banyak ibu rumah tangga yang menggeluti dunia internet marketing karena waktunya sangat-sangat fleksibel. kesempatan untuk berkreasi terbuka sangat-sangat lebar. Asian Brain merupakan salah satu jalan untuk menjembatani ide-ide untuk mewujudkan kreasi kita, karena banyak orang menyerah karena bingung harus bagaimana? Tidak ada yang membimbing bahkan buku-buku berbahasa Indonesia yang dijual dipasaran kadang tidak dapat menjawab semua pertanyaan kita mengenai internet marketing.
Jadi, untuk yang berniat terjun ke dunia internet marketing tidak ada salahnya mencoba sekolah yang satu ini.... Baca selanjutnya...
Selasa, 10 Februari 2009
Dimana Belajar Bisnis Online Gratis?
Teman saya pernah mengatakan bahwa ia ingin sekali belajar bisnis online. Tapi masalah klasik selalu jadi hambatan, tidak punya uang. Saya pikir, kenapa nggak browsing aja... Ok, saya ngerti, bagi pemula yang benar-benar pemula memang agak sedikit bingung (mungkin). Seperti saya juga, pertama ada internet browsing kemana aja...ngga tentu arah...
Teman saya lalu minta daftar dimana-mana aja bisa belajar online gratis. Ini, ada list dimana teman-teman bisa "menimba ilmu" soal bisnis online secara gratis:
http://kolom-tutorial.blogspot.com/
http://rivermaya.wordpress.com/
http://isnaini.wordpress.com/
http://webtalks.blogspot.com/
http://afatih.wordpress.com/
Buat yang suka jualan bisa belajar disini:
http://www.waroengbetawi.com/
Ini baru sebagian aja... masih banyak yang lain...
Buat temanku yang baru mau terjun kedunia online selamet belajar ye....
- Baca selanjutnya...
Teman saya lalu minta daftar dimana-mana aja bisa belajar online gratis. Ini, ada list dimana teman-teman bisa "menimba ilmu" soal bisnis online secara gratis:
http://kolom-tutorial.blogspot.com/
http://rivermaya.wordpress.com/
http://isnaini.wordpress.com/
http://webtalks.blogspot.com/
http://afatih.wordpress.com/
Buat yang suka jualan bisa belajar disini:
http://www.waroengbetawi.com/
Ini baru sebagian aja... masih banyak yang lain...
Buat temanku yang baru mau terjun kedunia online selamet belajar ye....
- Baca selanjutnya...
Senin, 12 Januari 2009
Keuntungan Berbisnis Online
Ini janji saya, akan saya beberkan keuntungan atau keunggulan berbisnis online. Bisnis online itu............
1. Tidak mengenal waktu
Selama 24 jam dalam satu hari, bisnis anda akan terus jalan. Anda mau jualan? Promosi atau pasang iklan di iklan-iklan baris lumayan juga, lebih dari satu minggu atau bahkan selamanya iklan anda nampang, dan yang penting....gratis! Bandingkan dengan biaya promosi offline, hanya satu kali tayang dengan jumlah baris minimum, anda harus membayar setidaknya Rp. 40.000.
2. Bisa dikerjakan paruh waktu
Bisnis online memang tidak secepat berjualan pisang goreng. Pagi-pagi anda masak, siang jual, kalau laku uang langsung dapat! Seperti pada posting sebelumnya, bisnis ini butuh kesabaran. Jadi banayk orang yang menjalankannya sebagai bisnis paruh waktu (part time). Pegawai kantor, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, asal punya kemauan, pasti bisa menjalankan bisnis ini.
3. Apapun bisa anda jual!
Begitu banyak celah yang bisa anda dapatkan dari bisnis offline. Bahkan yang tidak mempunyai barang sekalipun untuk dijual! Dengan mengikuti program afiliasi anda sudah bisa mendapatkan produk yang bisa dijual. Hanya penting untuk digaris bawahi, anda juga perlu sumber informasi yang terpercaya, jadi...jangan sudah capek-capek promosi...sudah kumpulkan uang, eeeh... ngga dibayar.... carilah informasi dari tempat terpercaya!
4. Modal relatif kecil
Tidak punya modal besar untuk berbisnis? Bisnis offline merupakan bisnis murah! Bila anda tidak punya PC, warnet sekarang bertebaran dimana-mana, mengapa tidak digunakan untuk berbisnis online? Seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahkan untuk iklan pun banyak yang gratis! Perlu website? Dengan template gratis dan sedikit ketekunan anda sudah bisa membuat website sendiri. Hosting dan domain hanya kurang lebih Rp.150.000 untuk satu tahun. Bahkan kini sudah banyak hosting gratis.
Well, diatas hanya "beberapa" dari sekian banyak keuntungan bisnis online. Ntar kalau saya nemu lagi keuntungannya, saya pasti tambahin lagi deh.... Sekarang udah suntuk banget...besok kerja lagi. Byee... Baca selanjutnya...
1. Tidak mengenal waktu
Selama 24 jam dalam satu hari, bisnis anda akan terus jalan. Anda mau jualan? Promosi atau pasang iklan di iklan-iklan baris lumayan juga, lebih dari satu minggu atau bahkan selamanya iklan anda nampang, dan yang penting....gratis! Bandingkan dengan biaya promosi offline, hanya satu kali tayang dengan jumlah baris minimum, anda harus membayar setidaknya Rp. 40.000.
2. Bisa dikerjakan paruh waktu
Bisnis online memang tidak secepat berjualan pisang goreng. Pagi-pagi anda masak, siang jual, kalau laku uang langsung dapat! Seperti pada posting sebelumnya, bisnis ini butuh kesabaran. Jadi banayk orang yang menjalankannya sebagai bisnis paruh waktu (part time). Pegawai kantor, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, asal punya kemauan, pasti bisa menjalankan bisnis ini.
3. Apapun bisa anda jual!
Begitu banyak celah yang bisa anda dapatkan dari bisnis offline. Bahkan yang tidak mempunyai barang sekalipun untuk dijual! Dengan mengikuti program afiliasi anda sudah bisa mendapatkan produk yang bisa dijual. Hanya penting untuk digaris bawahi, anda juga perlu sumber informasi yang terpercaya, jadi...jangan sudah capek-capek promosi...sudah kumpulkan uang, eeeh... ngga dibayar.... carilah informasi dari tempat terpercaya!
4. Modal relatif kecil
Tidak punya modal besar untuk berbisnis? Bisnis offline merupakan bisnis murah! Bila anda tidak punya PC, warnet sekarang bertebaran dimana-mana, mengapa tidak digunakan untuk berbisnis online? Seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahkan untuk iklan pun banyak yang gratis! Perlu website? Dengan template gratis dan sedikit ketekunan anda sudah bisa membuat website sendiri. Hosting dan domain hanya kurang lebih Rp.150.000 untuk satu tahun. Bahkan kini sudah banyak hosting gratis.
Well, diatas hanya "beberapa" dari sekian banyak keuntungan bisnis online. Ntar kalau saya nemu lagi keuntungannya, saya pasti tambahin lagi deh.... Sekarang udah suntuk banget...besok kerja lagi. Byee... Baca selanjutnya...
Langganan:
Postingan (Atom)